Rasi bintang atau konstelasi merupakan kumpulan bintang yang
tampak berhubungan membentuk suatu pola khusus di langit. Pada awal abad ke-20
para astronom merasa perlu membuat sebuah ketetapan dan batasan dari rasi
bintang yang resmi untuk digunakan oleh para astronom di seluruh dunia, dikarenakan
tiap negara maupun tiap budaya yang ada di dunia memiliki penafsiran tentang rasi
bintang yang berbeda. Alasan lainnya adalah untuk mempermudah penamaan bintang
variabel baru yang tidak bersinar dengan kecerlangan yang tetap. Bintang
seperti ini dinamakan berdasarkan rasi tempat ia berada. Karena itu penting
untuk memiliki satu konstelasi yang disetujui oleh semua pihak. International
Astronomy Union (IAU) sebagai perhimpunan astronom di seluruh dunia membagi
langit berdasarkan 88 rasi bintang. Setiap rasi bintang memiliki jumlah bintang
yang berbeda-beda.
Bagi masyarakat awam biasanya sudah mengenal 12 rasi bintang
yang dikenal dengan nama rasi bintang zodiak seperti leo, scorpio, dll. Namun,
apabila diminta untuk menunjukkan bagaimana bentuk dan dimana letak rasi
bintang zodiak tersebut di langit, masih banyak orang yang tidak tahu bentuk
dan letaknya. Untuk mengetahui bentuk dan letak rasi bintang yang ada di langit
dengan mudah dapat menggunakan sebuah alat yaitu peta bintang atau planisphere.
Rasi bintang scorpio |
Planisphere berasal dari bahasa latin Planisphaerium mula-mula digunakan pada abad ke-2 oleh Ptolemy
untuk menggambarkan representasi bola Bumi dalam peta pada sebuah bidang. Planisphere
pertama kali digunakan sebagai gambaran bola langit pada sebuah bidang pada
tahun 1624 oleh Jacob Bartsch. Jacob Bartsch merupakan menantu dari Johannes
Kepler. Peta bintang merupakan proyeksi bola langit atau sebagian bola
langit dalam sebuah peta bintang berbentuk lingkaran. Dengan menggunakan peta
bintang bisa diketahui obyek apa saja yang akan dapat diamati pada satu waktu
tertentu dan dimana posisinya.
Peta bintang |
Bintang yang terlihat pada tanggal 15 November pukul 19.00 dilihat dari sisi utara |
Dikarenakan peta bintang itu sangat kecil dibandingkan dengan
langit sebenarnya, maka pola bintang akan tampak lebih besar dalam kehidupan
nyata daripada di peta. Barat dan timur mungkin terlihat berdekatan dalam peta
bintang, namun tentu saja ketika seseorang berdiri menghadap ke arah timur maka
arah barat akan berada di belakang punggung.
Tidak semua lokasi dapat melihat rasi bintang secara
keseluruhan. Lokasi yang berada di khatulistiwa seperti Indonesia dapat melihat
semua rasi bintang yang ada langit. Sementara untuk lokasi yang berada di
lintang yang tinggi, rasi bintang yang dapat dilihat lebih sedikit dibandingkan
dengan lokasi di khatulistiwa.
Peta bintang yang digunakan di Indonesia biasanya terdapat
dua bagian yaitu bagian utara dan bagian selatan. Pada peta bintang yang
dirancang untuk digunakan di bumi belahan utara, pola rasi bintang di bagian
selatan langit akan membentang miring, sehingga sulit untuk dibandingkan dengan
pola rasi bintang yang nyata. Sehingga peta bintang yang dibuat hanya
memperlihatkan satu bagian yaitu hanya bagian utara saja. Begitu pula untuk
daerah di bumi belahan selatan.
Di jaman teknologi seperti sekarang ini, peta bintang dapat
di akses melalui smartphone. Berbagai
aplikasi dalam smartphone dapat
menunjukkan bentuk dan letak rasi bintang sesuai dengan lokasi penggunanya.
Beberapa contoh aplikasi tersebut antara lain sky map dan stellarium mobile.