Assalamualaikum
kawan-kawan. Gimana kabarnya? Semoga
semua sehat dan tidak berkurang suatu apapun. (Aamiin).
Kawan-kawan mungkin
tidak mengenal aku tapi aku juga tidak mengenal kawan-kawan. (haha). Mungkin
orang sering bilang tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak
cinta maka tak-tak yang lainnya. (haha). Ya udah disini kita tidak ingin membahas
tentang cinta-cintaan. Kenalannya kapan-kapan ajalah. Sebut saja aku pengamat
parkir. (jaket oranye meeennn).
Tulisan ini hanya
sebuah opini. Jadi kalau ada pihak yang tersinggung, yaa gak apa-apa, namanya
juga opini. (opi kumis lain lagi). Yang mau dibahas disini adalaaah (eng..
ing.. eng..) “pentingnya berpikiran negatif”.
Berpikiran negatif? Iya, berpikiran negatif. Pada umumnya orang-orang selalu menulis
tentang pentingnya berpikiran positif, tapi kali ini tidak. Mungkin karena yang
menulis ini bukan orang. (jadi apa coba… haha).
Berpikiran positif
memang penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat.
Orang-orang diajarkan untuk melihat sisi baik dari apapun. Memang berpikiran
positif itu tidak salah tapi tidak sepenuhnya juga benar. Aku kasih contoh seperti ini, kawan-kawan
melihat laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Ingat!!! Mahram, bukan muhrim. Muhrim itu orang yang sedang
melaksanakan ihram sedangkan mahram adalah orang yang tidak boleh dinikahi. (Waduh…
ntah kemana-mana pembahasannya). Kembali lagi ke contoh, kawan-kawan melihat
laki-laki dan perempuan yang bukan mahram masuk ke dalam kamar dan mengunci
pintu, sedangkan disekitarnya tidak ada orang lain alias sepi…pi…pi…(dikasi
efek gema biar asyek… haha).
Coba kawan-kawan
pikirkan yang akan dilakukan oleh kedua
orang tersebut di dalam kamar? (Hmm.. apa yaaaa?). Cukup kawan-kawan pikirkan aja
jangan dibayangkan. (haha).
Apa kawan-kawan berpikir
bahwa yang mereka lakukan didalam kamar terkunci itu adalah sedang belajar
kelompok karena besoknya mungkin ada UAS? (haha). Kalau kawan-kawan berpikiran
seperti itu berarti kawan-kawan memiliki pikiran positif yang sangat tinggi. (kasih
tepuk tangan dulu). Ya semoga apa yang kawan-kawan pikirkan menjadi kenyataan.
Semoga mereka didalam kamar sedang belajar kelompok. (Aamiin…).
Tapi kalau kawan-kawan berpikiran
bahwa mereka akan melakukan tindakan (tiiiiiiitttt… sensor dulu). Berarti
kawan-kawan memiliki pikiran negatif. (Hayyoo…). Apakah kawan-kawan merasa berpikiran
seperti ini salah?
Kalau menurut aku sih berpikiran
seperti ini tidak salah. (aku sih yes… gak tau kalau dengan tetangga sebelah…).
Dengan berpikiran negatif kita bisa lebih berhati-hati dan dapat mencegah atau
menghindar dari perbuatan maksiat. Kawan-kawan masih berpendapat bahwa berpikiran
negatif adalah salah? Cukup dipendam dalam hati aja unek-uneknya atau kawan-kawan
bisa menuliskan opini balasan. (berbalas opini biar keren… he..he..). Mungkin juga
kawan-kawan bisa meminta Uya Kuya untuk menghipnotis kawan-kawan agar
mengeluarkan unek-uneknya. (katakan apa yang ingin anda katakan… haha)
Kita memang tidak salah
berpikiran positif, tapi kawan-kawan harus ingat juga bahwa apapun di dunia ini
diciptakan memiliki dua sisi. (kayak koin gitu lho). Yaa mungkin ada yang
berpendapat bahwa ada tiga sisi, empat sisi, dan sisi-sisi lainnya. Tapi disini
aku hanya membahas dua sisi yakni sisi baik dan sisi buruk. Allah juga
menciptakan kita memiliki sisi tersebut, tinggal kita yang menentukan ingin
memilih sisi yang mana.
Jika kita lihat lagi
contoh diatas, kira-kira yang dilakukan oleh kedua orang di dalam kamar itu akan
berpotensi ke sisi yang mana? Ke sisi yang baikkah atau ke sisi yang burukkah?
Jika itu berpotensi ke sisi yang baik maka kita harus mendukungnya. (lanjutkan!!!).
Jika itu berpotensi ke sisi yang buruk maka kita bisa mencegahnya. (stop!!!
buat anak kok coba-coba).
Tapi tidak juga kita
harus terus-menerus berpikiran negatif. Sebelum kita berpikiran positif atau berpikiran
negatif kita harus menggunakan akal kita. Allah juga sering mengingatkan kita
dalam Al-quran “apakah kalian tidak berfikir”, “apakah kalian tidak menggunakan
akal”, dll. Akal adalah pembeda antara manusia dengan binatang. Jika
kawan-kawan tidak menggunakan akal maka kawan-kawan adalah . . . ( jawab
sendiri ajalah… he..he..).
Ya mungkin cukup untuk
opini kali ini semoga akan ada opini-opini yang lain selanjutnya. (aamiin). Aku
ingatkan kepada kawan-kawan “jangan
takut untuk berpikiran negatif”.
Sekian dan terima kasih
sudah membaca.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 12-6-2014