Kita mengetahui tambang atau tali banyak sekali penggunaannya
didalam kehidupan masyarakat. Di masyarakat pedesan orang menggunakan tambang
atau tali untuk mengikat barang-barang misalnya : mengikat leher ternak, membuat
jemuran, dll.
Pada masyarakat nelayan
tali atau tambang digunakan untuk memasang layar, menambatkan perahu,
memasang jangkar, dll
Bagi anggota pramuka, tali adalah alat kegiatan yang utama.
Oleh karena itu harus mengenal benar-benar jenis tali itu, cara memelihara
tali, macam-macam simpul, ikatan dan jerat serta penerapannya. Dari sekian
banyak tali hanya sedikit jenis taliyang baik digunakan dalam kegiatan
penjelajahan atau petualangan.
Syarat utama yang harus dipenuhi untuk jenis tali yang baik adalah
jenis tali yang terbuat dari bahan-bahan tahan panas karena gesekan tali dan
tahan air. Tali yang licin kurang baik digunakan. Tali yang terbuat dari bahan
yang tidak tahan panas karena gesekan akan mudah aus sedangkan yang tidak tahan
air akan cepat rusak.
B. Pengertian
Banyak orang yang sudah mengenal pengetahuan tentang tali
temali, akan tetapi masih banyak orang yang belum dapat membedakan antara yang
satu dengan yang lainnya. Hal ini sebetulnya ada perbedaan, yaitu:
1.
Tali adalah bendanya/bisa berarti lekukan dari
tali
2.
Simpul adalah hasil dari bentukan tali
3.
Ikatan adalah hubungan dua benda dengan
pertolongan tali
4.
Jerat adalah hubungan tali dengan benda lain.
Untuk simpul sendiri sebenarnya terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1) Pacung
2) Sosok
3) Sengkelit
4) Simpul
C. Macam-macam tali
Pada kegiatan mounteneering tali perlengkapan yang paling
pokok dan selalu dibawa, dan apabila seorang penjelajah atau seorang pendaki
tidak membawa perlengkapan tali akan menemui kesulitan di medan. Didalam
penggunaannya terdapat bermacam-macam tali yang kesemuanya itu mempunyai
kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, tergantung jenis talinya. Adapun
macam-macam tali adalah sebagai berikut:
1.
Ditinjau dari bahan tali (serat) maka tali dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Tali yang terbuat dari serat alam (bahan alami)
Tali yang dihasilkan terbuat dari
tumbuh-tumbuhan atau lapisan dari tangkai tumbuh-tumbuhan. Hasil dari serat itu
ada yang menghasilkan serat lunak atau keras. Jenis tali yang tebuat dari bahan
alam adalah :
1. Abaca,
(Musa Textilis) sifatnya keras dan kuat terdapat pada tumbuhan pisang-pisangan
atau tangkai tumbuh-tumbuhan. Tali ini biasanya dikenal dengan nama tali
manila.
2. Sisal,
(agve sisalana) sifatya keras tahan terhadap air laut, banyak digunakan sebagai tali pelindung kabel, baju berlayar dan kain karung.
3. Jute
(rami, goni), termasuk jenis serat yang lunak digunakan untuk membuat benang
banyak dihasilkan karena harganya murah, jika dicampur dengan seratyang lebih
keras akan menghasilkan tali yang lebih kuat.
4. Rotan,
biasanya pada pembuatan jembatan dan sebagai pengikat sementara. Tali jenis
rotan umumnya keras tapi kuat.
5. Ijuk,
dibuat dari ijuk pohon aren, sifatnya kaku dan kuat serta tahan terhadap air
dan panas.
6. Sabut (coir),
terbuat dari sabut kelapa, kuat, tahan, air tetapi tidak baik digunakan untuk tali
temali, biasanya digunakan untuk keset, sapu dll.
7. Macam-macam yang lain seperti : bambu,
debog/pohon pisang, akar-akaran,tali basah pelepah kelapa dsb.
b.
Tali yang terbuat dari serat buatan (sintesis)
Tali yang dibuat
untuk keperluan tertentu, serat buatan mempunyai kualitas yang lebih baik
dibandingkan dengan serat alam, karena sifat seratnya dapat diatur menurut
kehendak si pembuat dan kegunaannya, misalnya nylon, tali yang terbuat dari
nylon sangat kuat dan anyamannya tidak mudah lepas. Tali ini mempunyai derajat
elastisitas yang tinggi, dibuat dari alat kawat pijar yang terus menerus,
biasanya licin dalam keadaan basah.
Material utama tali sintesis adalah:
1.
Nylon
2.
Polypropylene
3.
Polyester
2.
Ditinjau dari bentuk tali, tali dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
a.
Tali uang dipilin (Hawserlaid Rope)
Tali yang dipilin terdiri dari dua
jenis yaitu S dan Z. Bahan untuk membuat tali yang dipilin/hawserlaid rope
biasanya terbuat dari
1.
Bahan serat buatan
2.
Kain
3.
Plastik
4.
Campuran kain dengan plastik
5.
Nylon
6. Dan beberapa tali yang terbuat dari beberapa
bahan campuran yang dijadikan satu
sehingga menghasilkan tali yang kuat.
b.
Tali yang dianyam (braided)
Tali yang dianyam
terdiri dari 8 s.d 16 core, yang lebih flexible dan lebih kuat dibanding tali
yang dipilin, dengan dianyam tali akan mengurangi dampak spining (berputar) saat diberikan beban, selain mempunyai kekuatan,
elastisitas tali yang dianyam memberikan kekuatan terhadap friksi, abrasi,
sinar matahari dan bahan kimia. Tali yang dianyam terdiri dari :
1.
Serat alam
2.
Serat buatan
3.
Campuran keduanya
c.
Tali yang dijalin (plaited)
Tali yang dijalin
biasanya terdiri dari 15 s.d 18 tali nilon yang dipintal dengan sangat rapat
untuk membentuk bahan melengkung seperti Super Tanker.
d.
Tali Sheath and Core/ Sumbu kompor (Kernmantel)
Kebutuhan tali
untuk climbing membutuhkan spesifikasi tersendiri dalam tali temali. Tali ini
terdiri dari Core (inti) dan Sheath (mantel/pelapis). Mengacu pada standar
Eropa Kernmantel (Core Sheath)
terdiri dari Stastic Rope dan Dynamic Rope, Statik Rope digunakan pada
aktivitas Climbing, didisain untuk tahan terhadap friksi dan kekeuatan untuk
menahan fall saat Climbing. Dynamic Rope lebih banyak digunakan untuk
pengamanan.
Dianjurkan jenis Kernmantel yang diapakai yang telah di
uji UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian.
Panjang Kernmantel untuk pendakian dianjurkan
sekitar 50 m, sedangkan untuk evakuasi dianjurkan sekitar 100 m, umumnya Kernmantel yang dipakai berdiameter
10-11 mm, tetapi ada juga Kernmantel
yang berdiameter 9,8 dengan kekuatan yang sama.
Sedangkan untuk
double rope digunakan Kernmantel
dengan diameter 8-9 mm, bahan pembuatan Kernmantel
adalah:
1.
Kain
2.
Campuran antara plastik dan kain
3.
Nylon
Saat ini banyak digunakan tali nylon yang berbentuk Kernmantel karena sifatnya yang fleksibel, tahan terhadap beban.
Didalamnya penggunaannya tali Kernmantel
terhadap dua macam yaitu:
1.
Static
Rope (tali statik)
Kernmantel yang mempunyai daya lentur
2-5% dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih
atau hijau, Kernmantel ini biasanya
digunakan untuk rappeling di goa,
karena mantelnya dianyam rapat sedangkan kern
(inti dari nylon) dianyam tidak rapat.
2. Dynamic Rope
Kernmantel yang kelenturannya mencapai
5-15% dari beban maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel.
Biasanya berwarna mencolok (merah jingga, ungu). Pada penggunaannya digunakan
untuk pendaki pertama (leader)
sebagai pengaman dan dipasang pengaman-pengaman yang telah dipasang (Chok,
Piton, dll) dengan bantuan carabiner
dan sling.
Perbedaan jenis kedua tali ini pada keelastisannya,
sedangkan kemampuan menahan bebannya sama begitu dengan diameternya.
D. Penggunaan
Pada
kegiatan kepramukaan tali digunakan untuk :
1.
Membuat jerat tubuh
2.
Membuat bivak
3.
Membuat jerat binatang
4.
Untuk penyebrangan
5.
Untuk membuat tandu
6.
Untuk membuat tangga tali/jerat tangga
7.
Untuk memindahkan korban/evakuasi, terutama
medan yang sulit.
8.
Untuk membuat jembatan darurat.
E. Pemeliharaan
Pemeliharaan tali dan perawatan tali pada saat tali tersebut
disimpan atau sehabis diapakai sebenarnya bertujuan untuk memebuat tali itu
lebih tahan lama atau juga menghindari dan mengurangi kerusakan.
Beberapa
cara mengurangi kelapukan/kehancuran/ kerusakan pada tali:
1. Pada saat menggulung tali jangan sampai ada
tekukan tali yang patah.
2. Tali dikeringkan secukupnya bila basah dan
tempatkanlah di tempat yang sejuk (diangin-anginkan) sebelum disimpan.
3. Digulung dengan rapi sebelum disimpan dan mudah
diurai kembali bila akan digunakan.
4. Tali yang basah jangan dikeringkan dengan cara
dijemur langsung diterik matahari (khusus kernamntel akan merusak mantelnya).
5. Dalam penyimpanan tali harus dijauhkan dari
bahan-bahan kimia seperti accu dsb.
6. Penyimpanan pada tempat tertentu, harus
terhindar dari panas matahari secara langsung tetapi usahakan pada tempat yang
bersikulasi udara lancar.
7. Diletakkan di tempat yang mudah diambil, cara
meletakkanya sebaiknya digantung, jangan diletakkan ditempat yang lembab.
8. Cucilah/ bersihkan tali bila kotor, sehabis
dipakai sebelum disimpan. Khusus untuk tali Kernmantel
dapat dicuci atau digosok dengan cara menyikat dengan sikat yang halus, jangan
sampai merusak mantelnya, sewaktu mencuci jangan diberi sabun (zat kimia
lainnya) dan air panas, karena akan merusak mantel itu.
Rawatlah tali itu sebaik-baiknya, sayang tali berarti
sayang nyawa.
F. Cara belajar tali temali yang baik
Untuk
belajar simpul dan ikatan serta jerat dengan baik diperlukan adanya sikap :
1.
Keras Hati
Yaitu mengerjakan dengan
sungguh-sungguh belajar tali-temali. Karena menjemuka bila menemui kesulitan,
maka sifat tersebut diperlukan untuk merintis segala-galanya.
2.
Tangkas
Dalam arti dapat mengerjakan dengan cepat
dan tepat, ketangkasan dapat diperoleh dengan latihan terus menerus.
3.
Teliti
Sikap ini diperlukan pada saat membuat simpul, karena bila ada kesalahan
sedikit saja, bisa menimbulkan kegagalan dalam pekerjaan itu.
4.
Pandai memelihara tali
Menggulung dengan benaar sesuai dengan
aturan-aturan yang ada sehingga sewaktu-waktu akan diunakan kembali mudah
diurai/dilepas serta ditempatkan/ diletakkan sesuai aturan
Keempat sikap tersebut akan didukung oleh tahapan latihan yaitu:
1.
Membuat dengan mata terbuka
2.
Membuat dengan mata tertutup
3.
Membuat maket-maket bangunan, misalnya rak,
menara, jembatan dll.
4.
Membuat macam-macam simpul, ikatan dan jerat
lalu diletakkan di karton, papan.
5. Membiasakan tali tertusuk dengan baik
G. Macam-macam SIJ
Referensi :
- Buku Materi Pendidikan Instruktur Muda Racana (PIMR) VII
Bagi seorang yang ingin melakukan kegiatan permainan tali
harus dikuasai dan dipahami dalam keadaan bagaimanapun dan dalam ketinggian
berapapun harus membuat dengan cepat dan tepat tanpa ada kesalahan, sebab dapat
dibayangkan bagaimana kejadiannya jika terjadi kesalahan dalam menyimpulkan
tali.
Simpul,
jerat dan ikatan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1.
Mudah dibuat
2.
Cepat untuk dikuasai
3.
Aman (kuat) dan mudah untuk dibuka (melepasnya
kembali)
Beberapa simpul, jerat dan ikatan yang harus dikuasai dalam permainan
tali adalah:
1. SIMPUL
a. SIMPUL MATI (overhand knot)
Gunanya untuk menyambung dua tali
yang sama besar
b. SIMPUL ANGKA DELAPAN (figur of eight knot)
Gunanya untuk menyambung dua utas
tali yang sama besar mengakhiri simpul, untuk membuat anchor/ tambahan tali utama pada penahan beban, atau untuk belay pengaman.
c. SIMPUL ERAT BERGANDA / SIMPUL KURSI/
brandweerens
Gunanya untuk menolong/ mengangkat
orang dari bawah
d. Menyusuk ujung tali
Gunanya untuk menjaga supaya pintalan tali
tidak mudah terurai.
e. Simpul
Kelasi (shutter sailor knot)
Gunanya untuk memendekkan tali
2. JERAT
a. JERAT ANYAM TUNGGAL (Sheet bend)
Gunanya untuk menyambung dua buah
tali yang tidak sama besar dan kering dengan perbandingan 1:3
b. JERAT ANYAM GANDA (double sheet bend)
Gunanya untuk menyambung dua buah
tali yang tidak sama besar dan kering dengan perbandingan 1:5
c. JERAT NELAYAN (fishermen’s knot)
Untuk menyambung dua utas tali yang
sama besar, licin serta basah, digunakan untuk membuat prusik
d. JERAT NELAYAN BERGANDA (double fishermen’s
knot)
Untuk menyambung dua utas tali yang
sama besar, licin serta basah, digunakan untuk membuat prusik, perbedaannya
dengan yang tunggal pada kekuatannya
e. JERAT PANJAT (Prusic knot)
Digunakan untuk naik tebing, sifatnya
bila mendapatkan beban menahan dan tidak mendapatkan beban mudah dinaikkan lagi
f.
JERAT
PITA
Gunanya untuk menyambung dua buah
tali pita (sling)
g. JERAT GELUNG
Gunanya untuk pengaman waktu
penyebrangan dan peluncuran
h. JERAT TIANG (bowline knot)
Gunanya untuk mengikat sesuatu yang
diikat masih leluasa bergerak misalnya leher binatang
i.
JERAT
TIANG DENGAN DUA LUBANG (bowline of bight)
Gunanya pengaman di medan yang sulit atau untuk pendakian (belay) dan dapat
juga digunakan pada kegiatan pertolongan yaitu mengangkat orang dari bawah
keatas atau sebaliknya.
j.
JERAT
PANGKAL
Gunanya untuk mengikat pada tiang
atau patok
k. JERAT TARIK (trek steek)
Gunanya untuk mengikat pada tiang
tapi sangat mudah untuk dilepaskan, misalnya untuk turun tebing, akan tetapi
jarang digunakan
l.
JERAT
JANGKAR (cow hitch/lark’s heat)
Gunanya untuk mengikat pada tiang
atau patok secara cepat dan mudah untuk dilepaskan, kuat bila ditarik kedua
talinya.
m. JERAT TAMBAT (timber hitch)
Gunanya untuk mengikat pada tiang,
lebih kuat bila semakin ditarik kedua talinya
3. IKATAN
a. IKATAN PALANG (square lashing)
gunanya untuk mengikat dua tiang
bersilangan
b. IKATAN CANGGAH (sheer lashing)
Untuk menyambung dua tiang
c. IKATAN KAKI TIGA (tripo lashing)
Untuk membuat kaki tiga
d. IKATAN SILANG (diagonal lashing)
Untuk mengikat dua tiang yang
bersilangan
e. IKATAN SAMBUNG SOSOK (sheer lashing figure)
Gunanya untuk menyambung dua tongkat
(memperpanjang tongkat/tiang) dengan sosok untuk menutup akhir tali.
Referensi :
- Buku Materi Pendidikan Instruktur Muda Racana (PIMR) VII
Tidak ada komentar:
Posting Komentar